SEJARAH PERANG BADAR


SEJARAH PERANG BADAR


Setelah hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah bersama-sama semua sahabatnya dan diterima baik oleh orang-orang anshar, Islam sudah berkembang, tersebar luas dan diterima oleh tidak sedikit kabilah-kabilah arab. Kekuatan dan ekonomi Madinah sudah menjadi kukuh. Orang-orang arab Quraisy Makkah tidak senang hati dengan peradaban ini.

sejarah perang badarPerang Badar adalah perang kesatu yang dilewati oleh umat Islam di Madinah. Ia adalah isyarat alangkah mulianya umat Islam yang berpegang teguh pada tali agama Allah.  Kemenangan besar kaum muslimin tidak terletak pada jumlah tentara yang ikut serta tetapi terdapat dalam kekuatan iman yang tertanam disanubari mereka.  Dengan Keyakinan mereka pada Allah yang paling kukuh itu, Allah sudah menurunkan pertolongan ibarat air yang mengalir mengarah ke lembah yang curam.  Tidak  terdapat sesiapa yang dapat menyangga betapa besarnya bantuan Allah terhadap umat yang senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. 

Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 H dan berlokasi di perigi mempunyai nama Badar yang ada salah satu Mekah dan Madinah. Ketika kafilah perniagaan kafir Quraisy yang di pimpin oleh Abu Sufyan bin Harb mengarungi ujung batas negeri Madinah, Rasululloh saw. mengajak mencegatnya karena harta yang dibawa oleh mereka mayoritas harta rampasan dari kaum muslimin saat mereka bakal berhijrah ke Madinah.

Pasukan umat Islam berjumlah 313 orang yang terdiri dari 210 orang muslim Anshar dan selebihnya dari kaum Muslim Muhajirin. Bendera perang di serahkan untuk Mush’ab bin Umair, seorang pemuda yang baru saja masuk Islam, namun keimanannya sudah paling kuat, sampai-sampai Rasululloh memberinya keyakinan untuk memegang bendera perang. Mendengar Rasululloh sudah menyiagakan pasukan, Abu Sufyan segera mengutus Kurir ke Mekah guna memberi tahu Abu Jahal dan semua pembesar Quraisy lainnya. Maka Abu Jahal menghimpun pasukan dengan kekuatan 1000 orang untuk mengayomi kafilah perniagaan mereka dari serbuan pasukan Islam.

Rasululloh menyusun regu pengintai guna meyelidiki jalur yang ditempuh kafilah dagang Quraisy. Pasukan kafir Quraisy yang menjaga kafilah mereka telah mengarah ke desa Badar.  Hal tersebut segera di laporkan untuk Rasululloh. Maka Rasululloh segera menyelenggarakan musyawarah dengan semua sahabat dan di sepakati bahwa pasukan muslim mesti segera di berangkatkan mengarah ke desa Badar guna menyongsong kedatangan pasukan kafir Quraisy.

Pasukan Islam berkemah dekat sumber air di  desa Badar, sampai-sampai dapat dengan gampang mengahadang pasukan kafir Quraisy dan menangkal mereka guna mengambil perbekalan air untuk pasukannya. Tidak lama lantas pasukan kafir Quraisy mendarat di lokasi yang sama dengan segala perlengkapannya. Maka perang pun mustahil di hindari.

Sebelum perang massal terjadi, terlebih dahulu pasukan Quraisy menantang perang tanding satu lawa satu. Dengan motivasi jihad yang tinggi, pasukan Islam segera meminta izin untuk Rasulullah guna menerima kendala pasukan kafir. Rasul memperbolehkan dan mengutus tiga orang perwiranya yang gagah perkasa, pemberani, dan angat powerful imannya, yakni Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, dan Ubaid bin Haritsah. Sedangkan dari pihak kafir Quraisy mengutus perwiranya, yakni Utba bin Rabia, Syaiba, saudaranya Utba, dan Walid bin Utba (anaknya).

Perang tanding juga dimulai. Hanya dalam hitungan detik, Hamzah bin Abdul Muthalib dapat membabat leher Syaiba sampai tewas. Begitu pun Ali bin Abi Thalib bisa membunuh Walid bin Utbah dengan sekejap. Ubaidillah bin Haritsah nampak saling melukai dengan Utba. Ketika Ubaidillah terdesak, Hamzah bin Abdul Muthalib segera membatu Ubaidillah menebaskan pedangnya ke leher Utba sampai tewas.

Menyaksikan perwiranya terbunuh, Abu Sufyan segera menyerukan komandonya guna menyerang kaum muslimin. Sedangkan di pihak muslim, Rasululloh masih tampak cemas melihat pasukan musuh yang begitu besar jumlahnya. Namun Allah SWT tidak akan tidak mempedulikan utusannya dalam kecemasan, maka segeralah turun wahyu guna meyakinkan hati Nabi Muhammad.

“Wahai Nabi (Muhammad) Kobarkanlah semangat semua mukmin guna berperang. Jika terdapat dua puluh orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengungguli du ratus orang musuh. Dan andai ada seratus orang (yang sabar) diantara kamu, niscaya mereka dapat mengungguli seribu orang kafir, sebab orng-orang kafir itu ialah kaum yang tidak mengerti.” (QS. Al-Anfal: 

Nabi Muhammad segara menyalakan semangat jihad untuk pasukan Islam yang sudah siaga menantikan perintah dari beliau begitu mendapatkan wahyu ALLAH diatas. Tidak ada tidak banyak pun perasaan fobia dan bimbang dalam hati pasukan muslim, kebalikannya jiwa mereka dipenuh dengan motivasi jihad membela agama Allah dan Rasul-Nya.

Mendengar komando Rasululloh saw. tanpa berpikir panjang pasukan Islam segera berhamburan ke medan perang dengan gagah perkasa. Puluhan musuh terbunuh oleh sabetan pedang Hamzah bin Abdul Muthalib, puluhan lainnya tewas di tangan Ali bin Abi Thalib. Sa’ad bin Abi Waqas kawan senior, berpengalaman pembidik panah mendengar seruan Nabi: “Bidikkan anak panahmu secepat kilat hai Sa’ad. Ibu bapakku menjadi garansi bagimu.” Sa’ad teringan do’a Nabi kepadanya pada ketika baru masuk Islam: “Ya Allah, tepatkanlah bidikan panahnya dan kabulkan do’anya”. Maka  seketika bergeloralah motivasi semangat juang Sa’ad, nyaris tidak terdapat anak panah yang di lepasanya tanpa menewaskan musuh yang menjadi sasarannya.

Nabi sendiri tidak melulu mengomando. Tidak mau kalah dengan pasukanNya Beliau pun menyongsong musuh seraya menaburkan debu ke arah musuh sambil berkata: “Hitamlah wajahmu!” Pasukan Islam terus berusaha dengan sarat semangat berkobar-kobar guna membela dan menjaga agama Islam. Rasululloh saw. pun terus menyemangati pasukannya dengan berulang-ulang membacakan ayat Al-Qur’an berikut.

“Kelak bakal Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka” (QS. Al-Anfal: 12)

Pasukan kafir menderita kerugian besar karena kekalahan yang lumayan parah dan jumlah korbannya yang terbunuh cukup tidak sedikit termasuk Abu Jahal. Dari pihak muslim, 15 orang gugur sebagai syahid dan beberapa orang luka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH KEKALAHAN KAUM MUSLIMIN DI PERANG UHUD

Silsilah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

SEJARAH PERANG TABUK